Takengon, sebuah kota kecil di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah, kembali menjadi sorotan setelah aktor kenamaan Reza Rahadian menyatakan kekagumannya terhadap keindahan alam dan potensi budaya daerah tersebut. Reza berada di Takengon untuk menjalani proses syuting film terbarunya yang berjudul Black Coffee, di mana kota ini dijadikan latar utama cerita.
Kehadiran aktor papan atas Indonesia seperti Reza menjadi bukti nyata bahwa Takengon memiliki daya tarik kuat, bukan hanya sebagai lokasi wisata, tapi juga sebagai sumber inspirasi perfilman nasional.
Kekaguman Reza Rahadian terhadap Takengon
Dalam sebuah wawancara usai menghadiri acara syukuran film Black Coffee, Reza mengungkapkan bahwa ia belum pernah mengunjungi Takengon sebelumnya. Namun, pemandangan alam yang luar biasa langsung membuatnya terpukau.
“Saya jujur kaget, datang ke sini tu, saya belum pernah tahu seperti apa Takengon, Gayo. Saya melihat view seperti ini, saya bilang wah indah banget tempat ini ya,” ujar Reza.
Takengon memang menawarkan panorama alam yang spektakuler—dari danau yang jernih, perbukitan hijau, hingga hamparan kebun kopi yang seolah tak berujung. Lokasi-lokasi ini menjadi latar penting dalam film Black Coffee, yang mulai pengambilan gambar pada 5 Juli 2025, dan berlangsung selama satu bulan penuh.
Portola Grand Renggali Takengon: Penginapan Ikonik di Tepi Danau
Salah satu momen yang paling berkesan bagi Reza adalah ketika ia pertama kali tiba di Portola Grand Renggali, sebuah hotel yang langsung menghadap ke Danau Lut Tawar.
“Saya tiba di sini saja, saya bilang waduh ini Hotel Portola langsung danau. Dengan view seperti ini tidak usah jauh-jauh ke Eropa, kita ke Takengon aja,” tambah Reza.
Portola Grand Renggali bukan sekadar tempat menginap, tetapi destinasi itu sendiri. Dengan arsitektur modern yang berpadu dengan sentuhan lokal, hotel ini menawarkan pengalaman menginap yang memanjakan mata dan hati. Setiap kamar didesain untuk menampilkan pemandangan indah danau dan pegunungan, menjadikannya pilihan ideal bagi wisatawan, pelaku film, maupun pelancong bisnis.
Fasilitas hotel yang lengkap seperti restoran dengan menu khas Gayo, taman yang luas, area meeting, dan akses mudah ke pusat kota Takengon menjadikan Portola Grand Renggali sebagai akomodasi terbaik di kawasan dataran tinggi Gayo.
Film Black Coffee: Mengangkat Kisah dan Budaya Gayo
Dalam film Black Coffee, Reza berperan sebagai Onot, seorang petani kopi Gayo yang mengalami keterbatasan fisik sebagai seorang tunanetra. Film ini bukan hanya menyoroti keindahan alam Takengon, tetapi juga menggambarkan kisah perjuangan hidup, cinta, dan harapan di tengah keterbatasan.
“Ada perspektif yang menarik dalam film ini, suami istri yang dua-duanya tidak bisa melihat, kemudian bagaimana menjalani kehidupan seperti masyarakat biasa di tengah keterbatasan mereka,” jelas Reza.
Film ini menggandeng aktris Sha Ine Febriyanti sebagai lawan main Reza, serta disutradarai oleh Jeremias Nyangoen, sutradara peraih Piala Citra yang telah membawa film Indonesia ke kancah internasional.
Reza berharap film ini dapat menjadi media promosi pariwisata Takengon, sebagaimana film-film lainnya yang sukses mengenalkan daerah tertentu ke khalayak luas.
“Itu tentu benefit yang kemudian kita tuai di akhir. Satu set rumah Onot itu kan adanya di atas gunung ya, di dataran yang lumayan tinggi, itu view-nya luar biasa,” ungkapnya.
Takengon: Surga Tersembunyi di Tanah Gayo
Dengan keindahan Danau Lut Tawar, hamparan kebun kopi Gayo, udara sejuk, serta budaya lokal yang kaya, Takengon layak disebut sebagai surga tersembunyi di Indonesia. Belum banyak yang tahu bahwa kota ini adalah salah satu penghasil kopi terbaik dunia, dengan cita rasa khas yang tidak ditemukan di tempat lain.
Selain itu, masyarakat Takengon juga masih menjaga tradisi budaya Gayo, mulai dari seni tari, adat pernikahan, hingga kuliner khas yang unik. Semuanya menjadi daya tarik kuat bagi wisatawan domestik maupun internasional.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Q: Apa keunggulan utama Portola Grand Renggali dibanding hotel lain di Takengon?
A: Letaknya yang langsung menghadap Danau Lut Tawar, desain elegan, dan fasilitas modern menjadikan Portola Grand Renggali sebagai pilihan utama untuk pengalaman menginap terbaik di Takengon.
Q: Apakah film Black Coffee sudah tayang di bioskop?
A: Film ini sedang dalam proses produksi sejak Juli 2025 dan direncanakan tayang pada awal 2026. Untuk informasi rilis, disarankan mengikuti akun resmi produser atau sutradara.
Q: Apa yang menarik dari kopi Gayo?
A: Kopi Gayo dikenal memiliki cita rasa yang kaya dan rendah asam. Ditanam di dataran tinggi Takengon, kopi ini telah diekspor ke berbagai negara dan sering jadi favorit para pencinta kopi spesialti.
Q: Apakah Takengon cocok untuk wisata keluarga?
A: Sangat cocok. Selain pemandangan alamnya yang tenang, banyak aktivitas yang bisa dinikmati bersama keluarga seperti naik perahu di Danau Lut Tawar, hiking ringan, dan wisata edukasi kopi.
Q: Bagaimana akses menuju Takengon?
A: Anda dapat terbang ke Bandara Rembele di Bener Meriah, lalu melanjutkan perjalanan darat sekitar 1 jam menuju Takengon. Alternatif lain, perjalanan darat dari Banda Aceh memakan waktu sekitar 7–8 jam.
Penutup
Kehadiran Reza Rahadian di Takengon untuk film Black Coffee bukan hanya menciptakan antusiasme baru bagi dunia perfilman Indonesia, tetapi juga membuka mata banyak orang terhadap potensi luar biasa yang dimiliki oleh dataran tinggi Gayo. Dengan hotel sekelas Portola Grand Renggali, keindahan alam yang tak tertandingi, dan masyarakat yang ramah, Takengon siap menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Saatnya merencanakan perjalanan Anda ke surga tersembunyi ini!