Aceh Tengah, sebuah kabupaten yang terletak di dataran tinggi Gayo, dikenal memiliki panorama alam yang memikat serta kekayaan budaya yang luar biasa. Namun, di balik semua potensi tersebut, ada satu elemen penting yang menjadi penggerak utama pertumbuhan pariwisata: infrastruktur.
Hal ini disampaikan oleh General Manager Portola Grand Renggali Hotel, Syahid Abdul Malik, dalam podcast RRI Takengon bertajuk “Menuju Aceh Tengah Kota Wisata Seni dan Budaya”, yang berlangsung di resto hotel tersebut pada Sabtu, 22 Juni 2025.
Infrastruktur: Lebih dari Sekadar Jalan dan Bangunan
Dalam pemaparannya, Syahid menjelaskan bahwa infrastruktur bukan hanya berbicara soal pembangunan jalan atau bangunan fisik semata. Menurutnya, infrastruktur menyangkut seluruh ekosistem pendukung pariwisata yang meliputi aksesibilitas, konektivitas antar destinasi, fasilitas publik, hingga kualitas layanan.
“Wisata tak bisa dilepaskan dari infrastruktur. Kenyamanan wisatawan sangat ditentukan oleh bagaimana infrastruktur dibangun dan dikelola,” ujar Syahid.
Ia menambahkan, saat infrastruktur berjalan dengan baik, maka dampaknya akan dirasakan secara langsung oleh semua pihak, mulai dari pelaku usaha, pengelola destinasi wisata, hingga masyarakat sekitar.
Dampak Positif terhadap Ekonomi Lokal
Salah satu poin penting yang ditegaskan Syahid adalah efek domino dari pengembangan infrastruktur terhadap sektor ekonomi lokal. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, maka pertumbuhan hotel seperti Portola Grand Renggali pun ikut terdorong. Tidak hanya itu, pelaku UMKM, jasa transportasi, pedagang kuliner lokal, hingga pengrajin seni dan budaya juga turut merasakan manfaatnya.
“Ini ekosistem. Ketika wisatawan nyaman, semua sektor ikut tumbuh,” katanya.
Menurut Syahid, kolaborasi antar elemen sangat dibutuhkan agar dampak pembangunan infrastruktur bisa dirasakan secara menyeluruh. Pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan, pelaku usaha sebagai penyedia layanan, serta masyarakat sebagai pemilik budaya lokal, harus berjalan bersama menuju visi yang sama.
Potensi Aceh Tengah sebagai Kota Wisata Seni dan Budaya
Aceh Tengah dikenal luas berkat Danau Lut Tawar, sebuah danau indah yang menjadi ikon wisata di wilayah Gayo. Namun bukan hanya keindahan alam yang dimiliki daerah ini. Tradisi dan seni budaya masyarakat Gayo juga menjadi daya tarik tersendiri.
Syahid menilai, dengan kekayaan budaya yang masih terjaga seperti tari Guel, seni Kerawang Gayo, serta keberadaan komunitas seni yang aktif, Aceh Tengah memiliki peluang besar untuk menjadi pusat wisata seni dan budaya di Aceh, bahkan Sumatera.
“Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan infrastruktur, wisata seni dan budaya bisa menjadi daya tarik utama di Aceh Tengah,” ucapnya.
Portola Grand Renggali: Akomodasi Ideal di Tengah Kota Dingin Takengon
Sebagai salah satu hotel bintang tiga terbaik di Takengon, Portola Grand Renggali tidak hanya menjadi tempat menginap, tetapi juga pusat kegiatan budaya dan diskusi strategis pembangunan pariwisata. Terletak strategis di tepi Danau Lut Tawar, hotel ini menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, pelayanan kelas atas, serta fasilitas lengkap mulai dari restoran, ruang pertemuan, hingga area rekreasi.
Hotel ini sering menjadi lokasi berbagai kegiatan komunitas, instansi pemerintah, hingga event seni dan budaya, yang menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan pariwisata di wilayah Gayo.
Dengan suasana yang sejuk dan asri, Portola Grand Renggali menjadi pilihan utama wisatawan, pebisnis, maupun keluarga yang ingin menikmati keindahan dan kearifan lokal Takengon.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa keunggulan utama dari Portola Grand Renggali Hotel?
Portola Grand Renggali menawarkan akomodasi modern dengan sentuhan lokal khas Gayo, pemandangan Danau Lut Tawar yang memukau, fasilitas lengkap, dan lokasi strategis di pusat Takengon.
2. Mengapa infrastruktur penting dalam pariwisata?
Infrastruktur menentukan aksesibilitas dan kenyamanan wisatawan. Tanpa infrastruktur yang memadai, wisatawan akan sulit menikmati destinasi secara optimal, dan hal ini akan mempengaruhi pengalaman mereka secara keseluruhan.
3. Bagaimana dampak pembangunan infrastruktur bagi masyarakat lokal?
Pembangunan infrastruktur mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM serta pengrajin lokal.
4. Apa saja potensi budaya yang dimiliki Aceh Tengah?
Aceh Tengah memiliki kekayaan budaya seperti seni tari Guel, musik tradisional Didong, seni bordir Kerawang Gayo, serta berbagai tradisi adat dan festival budaya yang masih aktif dijalankan oleh masyarakatnya.
5. Bagaimana cara menuju Portola Grand Renggali Hotel?
Hotel ini dapat diakses dengan kendaraan dari Bandara Rembele (Bandara Takengon) dalam waktu sekitar 30 menit. Jalan menuju hotel sudah beraspal dan mudah dilalui, baik dari arah Bireuen, Lhokseumawe, maupun Banda Aceh.
Penutup
Infrastruktur bukan sekadar proyek fisik, melainkan fondasi bagi lahirnya ekosistem pariwisata yang berkelanjutan. Seperti yang diungkapkan oleh Syahid Abdul Malik, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat adalah kunci untuk menjadikan Aceh Tengah sebagai destinasi wisata seni dan budaya yang unggul di Indonesia.
Dengan terus mendorong pembangunan infrastruktur yang inklusif, serta mempertahankan keunikan budaya lokal, masa depan pariwisata di Takengon tampaknya akan semakin cerah. Dan Portola Grand Renggali, dengan segala fasilitas dan komitmennya, siap menjadi bagian dari perubahan besar tersebut.